PILPRES 2014


Elektabilitas calon presiden

Elektabilitas calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) sempat menurun dalam beberapa bulan terakhir, meski masih mengungguli Prabowo Subianto. Namun, dalam survei terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI), yang dilakukan pada 2-5 Juli 2014, elektabilitas Jokowi mulai menjauhi Prabowo, meski masih kecil.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby, dalam siaran pers di Jakarta, Senin (7/7) mengatkaan, survei terakhir mereka memperlihatkan elektabilitas Jokowi-JK sebesar 47,80% dan Prabowo-Hatta sebesar 44,20%. Selisih keduanya 3,60%. Lantas, mengapa elektabilitas Jokowi bisa bangkit lagi?
“Pertama, terjadi penguatan dukungan terhadap pasangan Jokowi-JK di segmen pemilih ‘wong cilik’. Penguatan pada segmen ini merupakan efek dari kampanye massif door to door yang dilakukan relawan Jokowi-JK di provinsi-provinsi yang strategis. Materi door to door yang berisikan janji program 100 Hari pemerintahan Jokowi-JK, Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sangat menyentuh segmen pemilih ‘wong cilik’. Pada segmen pemilih ini, isu pendidikan dan kesehatan menjadi concern utama mereka,” ujar Adjie.
Kedua, pada segmen pemilih menengah ke atas, kampanye yang melibatkan endorsement tokoh-tokoh berintegritas tinggi, artis dan selebritis di media sosial dengan gerakan: #akhirnyamemilihJokowi, mampu mendongkrak dukungan terhadap Jokowi-JK.
Ketiga, berbagai publikasi isu dan program yang lebih fresh, baru, dan konkret dalam seminggu terakhir oleh Jokowi-JK mampu menarik simpati dan keyakinan pemilih baik pemilih menengah ke atas maupun menengah ke bawah.
“Isu dan program tersebut, antara lain berupa janji 3 peraturan presiden dalam 100 hari, lima kontrak dengan rakyat, dan 9 program nyata yang dipublikasikan secara massif, terutama lewat ‘serangan darat’,” tuturnya.
Keempat, bergeraknya semua mesin pendukung Jokowi-JK, baik mesin partai dan relawan secara masif mampu menggalang kembali kekuatan pasangan itu. Bergeraknya semua mesin pendukung itu salah satunya dipicu oleh “bayangan” kekalahan, akibat hasil aneka survei yang menunjukan pertarungan yang makin ketat kedua capres.

Komentar